Onno W. Purbo
Secara umum ada enam (6) langkah besar yang mungkin bisa digunakan
untuk mengamankan jaringan & sistem komputer dari serangan hacker. Adapun
langkah tersebut adalah:
- Membuat Komite Pengarah Keamanan.
- Mengumpulkan Informasi
- Memperhitungkan Resiko
- Membuat Solusi
- Implementasi & Edukasi / Pendidikan.
- Terus Menerus Menganalisa, dan Meresponds.
Langkah 1: Membuat Komite Pengarah Keamanan.
Komite pengarah sangat penting untuk
dibentuk agar kebijakan keamanan jaringan dapat diterima oleh semua pihak. Agar
tidak ada orang terpaksa, merasa tersiksa, merasa akses-nya dibatasi dalam
beroperasi di jaringan IntraNet mereka.
Dengan memasukan perwakilan dari semua bidang / bagian, maka masukan
dari bawah dapat diharapkan untuk dapat masuk & di terima oleh semua orang.
Dengan adanya komite pengarah ini, akan
memungkinkan terjadi interaksi antara orang teknik / administrator jaringan,
user & manajer. Sehingga dapat dicari kebijakan yang paling optimal yang
dapat di implementasikan dengan mudah secara teknis.
Langkah 2: Mengumpulkan Informasi
Sebelum sebuah kebijakan keamanan
jaringan di implementasikan, ada baiknya proses audit yang lengkap dilakukan.
Tidak hanya mengaudit peralatan & komponen jaringan saja, tapi juga proses
bisnis, prosedur operasi, kesadaran akan keamanan, aset. Tentunya proses audit
harus dari tempat yang paling beresiko tinggi yaitu Internet; berlanjut pada
home user & sambungan VPN. Selain audit dari sisi external, ada baiknya
dilakukan audit dari sisi internet seperti HRD dll.
Langkah 3: Memperhitungkan Resiko
Resiko dalam formula sederhana dapat
digambarkan sebagai:
Resiko
= Nilai Aset * Vurnerability * Kemungkinan di Eksploit
Nilai aset termasuk nilai uang, biaya
karena sistem down, kehilangan kepercayaan mitra / pelanggan. Vurnerability
termasuk kehilangan data total / sebagian, system downtime, kerusakan / korupsi
data.
Dengan mengambil hasil dari langkah
audit yang dilakukan sebelumnya, kita perlu menanyakan:
·
Apakah kebijakan keamanan yang
ada sekarang sudah cukup untuk memberikan proteksi?
·
Apakah audit secara eksternal
berhasil memvalidasi ke keandalan kebijakan keamanan yang ada?
·
Adakah proses audit mendeteksi
kelemahan & belum tertuang dalam kebijakan keamanan?
·
Apakah tingkat keamanan, setara
dengan tingkat resiko?
·
Apa aset / informasi yang
memiliki resiko tertinggi?
Dengan menjawab pertanyaan di atas merupakan
titik awal untuk mengevaluasi kelengkapan kebijakan informasi yang kita miliki.
Dengan mengevaluasi jawaban di atas, kita dapat memfokuskan pada solusi yang
sifatnya macro & global terlebih dulu tanpa terjerat pada solusi mikro
& individu.
Langkah 4: Membuat Solusi
Pada hari ini sudah cukup banyak solusi
yang sifatnya plug’n’play yang dapat terdapat di pasar. Sialnya, tidak ada satu
program / solusi yang ampuh untuk semua jenis masalah. Oleh karena kita kita
harus pandai memilih dari berbagai solusi yang ada untuk berbagai kebutuhan
keamanan. Beberapa di antaranya, kita mengenal:
·
Firewall.
·
Network Intrusion Detection
System (IDS).
·
Host based Intrusion Detection
System (H-IDS).
·
Application-based Intrusion
Detection System (App-IDS).
·
Anti-Virus Software.
·
Virtual Private Network (VPN).
·
Two Factor Authentication.
·
Biometric.
·
Smart cards.
·
Server Auditing.
·
Application Auditing.
·
Dll – masih ada beberapa lagi
yang tidak termasuk kategori di atas.
Langkah 5: Implementasi & Edukasi / Pendidikan.
Setelah semua support diperoleh maka
proses implementasi dapat di lakukan. Proses instalasi akan sangat tergantung
pada tingkat kesulitan yang harus di hadapi. Satu hal yang harus di ingat dalam
semua proses implementasi adalah proses pendidikan / edukasi jangan sampai
dilupakan. Proses pendidikan ini harus berisi:
·
Detail dari sistem / prosedur
keamanan yang baru.
·
Effek dari prosedur keamanan
yang baru terhadap aset / data perusahaan.
·
Penjelasan dari prosedur &
bagaimana cara memenuhi goal kebijakan keamanan yang baru.
Peserta harus di jelaskan tidak hanya
bagaimana / apa prosedur keamanan yang dibuat, tapi juga harus dijelaskan
mengapa prosedur keamanan tersebut di lakukan.
Langkah 6: Terus Menerus Menganalisa, dan Meresponds.
Sistem selalu berkembang, oleh karena
itu proses analisa dari prosedur yang dikembangkan harus selalu dilakukan.
Selalu berada di depan, jangan sampai ketinggalan kereta api L …
Tidak ada komentar:
Posting Komentar