Kamis, 26 Juni 2014

CARA KERJA DZIKIR MENGATASI PENYAKIT JANTUNG DAN STROKE

Benarkah dzikir dapat membantu mengatasi penyakit
jantung dan stroke, atau dapat mencegahnya?
Bagaimana cara kerjanya?
Dzikir dalam Al Qur’an disebutkan sebagai penenang
hati. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﻭَﺗَﻄْﻤَﺌِﻦُّ ﻗُﻠُﻮﺑُﻬُﻢْ ﺑِﺬِﻛْﺮِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺃَﻻ ﺑِﺬِﻛْﺮِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦُّ ﺍﻟْﻘُﻠُﻮﺏُ
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka
manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah,
hanya dengan mengingat Allah hati menjadi
tenteram. (QS. Ar Ra’du : 28)
Dalam bab penyakit jantung dan stroke, para peneliti
menemukan, stres kronis memicu produksi sel darah
putih secara berlebihan. Sel darah putih yang
berlebihan ini kemudian mengumpul pada dinding
bagian dalam arteri, membatasi aliran darah, dan
mendorong pembentukan bekuan yang menghalangi
sirkulasi, atau menjadi pecah dan menyebar ke
bagian tubuh yang lain.
Seperti dikutip Hidayatullah, penelitian yang
dilakukan Nahrendorf beserta tim terhadap 29
pekerja medis di unit perawatan intensif (ICU),
sebagai lingkungan kerja dengan depresi relatif
tinggi, menemukan bahwa saat mereka bertugas,
stres mengaktifkan sel-sel induk sumsum tulang,
yang pada gilirannya memicu kelebihan produksi sel
darah putih, yang disebut leukosit. Kondisi ini
berbeda dengan hasil pemeriksaan saat mereka
tidak sedang bertugas.
Nah, sel darah putih, yang penting dalam
penyembuhan luka dan melawan infeksi, dapat
berbalik melawan “tuan rumah mereka”, dengan
konsekuensi bisa menghancurkan dengan penyakit
aterosklerosis, penebalan dinding arteri disebabkan
oleh penumpukan plak.
Percobaan pada tikus juga menemukan hal serupa.
Tikus yang stres, sel-sel darah putih yang diproduksi
berlebihan, berkumpul di bagian dalam arteri dan
mendorong pertumbuhan plak. Melunaknya jaringan
ikat dan terganggunya plat inilah yang menjadi
penyebab khas infark miokrad (serangan jantung)
dan stroke.
Sementara dzikir, seperti disebut dalam surat Ar
Ra’du di atas, ia menetralisir ketegangan yang
dialami oleh pelakunya, sehingga kondisi
kejiwaannya menjadi stabil dan santai. Pada orang
yang kondisinya tidak tegang, dzikir semakin
mendamaikan hatinya.
Saat kondisi tubuh tenang dan damai, produksi sel
dan sel darah putih berjalan secara normal. Tidak
kurang, juga tidak berlebihan/surplus. Dengan
demikian, tidak ada jaringan ikat yang terganggu,
juga tidak timbul kerusakan plak.
Kondisi jiwa yang tenang dengan dzikir juga
membuat fisik tenang, termasuk denyut jantung,
denyut nadi dan peredaran darah. Denyu jantung,
denyut nadi dan peredaran darah yang normal relatif
membuat tubuh lebih terjaga dan sistem kekebalan
tubuh lebih efektif bekerja. Imunitas menjadi lebih
kuat.
Jadi, dzikir relatif mampu menjaga seseorang dari
penyakit yang diakibatkan oleh depresi khususnya
penyakit jantung dan stroke. Sedangkan bagi orang
yang terlanjur menderita sakit jantung dan stroke,
dzikir juga dapat menjadi terapi untuk meringankan,
bahkan menyembuhkannya. Yang perlu diingat,
dzikir yang dimaksud di sini bukanlah sekedar
menyebut asma-asma Allah atau kalimat thayyibah,
tetapi juga meresapi maknanya sehingga
mendatangkan ketenangan seperti yang difirmankan
Allah dalam Surat Ar Ra’du ayat 28 di atas. Wallahu
a’lam bish shawab. [Tim Redaksi Kisahikmah.com ]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar