Kamis, 20 Maret 2014

MADU UNTUK BAYI





            ASI adalah makanan terbaik bagi bayi. Tetapi makanan alamiah ini menjadi turun kualitas dan kuatitasnya apabila bayi bertambah besar. Umumnya ASI dibantu dengan pemberian susu sapi. Berbagai macam zat pemanis telah digunakan agar susu sapi mendekati kebutuhan bayi. Gula yang paling sering digunakan adalah glukosa dan dextrimaltosa.
Beberapa hasil penyelidikan bahwa madu yang lebih dikenal mahal oleh masyarakat daripada glukosa, ternyata masih lebih murah dari pada dextrimaltosa dan lebih bermanfaat daripada kedua jenis gula ini untuk memodifikasi susu sapi.

            Sekarang banyak ibu yang tidak mampu menyusui bayi mereka karena sesuatu hal, hal ini memberatkan beban para dokter karena mau tak mau harus mempersiapkan berbagai macam bentuk diet yang sesuai dengan kebutuhan bayi. Beberapa bayi yang sakit dan masih lemah membutuhkan penanganan yang teramat teliti. Beberapa bayi alergi terhadap makanan tertentu sementara yang lainnya bisa dan bahkan mengkonsumsi apa saja yang diberikan padanya. Perbedaan toleransi ini menimbulkan problema yang kadang sulit teratasi.
Seluruh makanan bayi kecuali ASI adalah susu sapi yang dimodifikasi dan diberi zat pemanis. Zat pemanis inilah yang paling sering digunakan oleh sirup jagung. Tetapi banyak bayi yang tidak dapat menerima peminis ini.

            Madu adalah pemanis alami, yang sebagian besar bayi dapat menerimanya. Selain itu madu juga mengandung mineral yang dikandung susu dan juga sejumlah protein. Madu memiliki daya anti septic dan efek laktatif ringan, selain keuntungan-keuntungan dari pengguna madu ini, madu juga mempunyai aroma yan enak dan meningkatkan selera. Faktor utamanya adalah madu mengandung mineral-mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan bayi.

            Hasil penelitian Dr.M.H.Haycak dan Dr.M.C.Tanquary dari universitas Minnesota, dan Dr. Schultz dan Dr.Knott dari bagian penyakit anak-anak Universitas Chicago:
Dalam penelitian perbandingan nilai berbagai karbohidrat dalam makanan bayi, kami memilih madu daripada gula lainnya. Dua kelompok anak-anak dibiasakan untuk menentukan efek dari berbagai jenis bayi: 4 orang dari 7 sampai 13 tahun dan 9 bayi yang usianya berkisar antara 2-6 bulan. Kami memberikan anak-anak tersebut gula cair, lalu mengambil sempel-sempel darah untuk menentukan kadar gula dalam darah dan diangkut ke hati untuk membentuk glikogen. Jika karbonat yang dimakan diatas batas normal hati untuk menyimpan glikogen, kelebihan ini ditranfer dalam jaringan menjadi lemak dan disimpan juga dalam bentuk lemak juga.
           
            Tetapi lain hasilnya bila diberikan madu selama 15 menit, madu terserap lebih cepat dari berbagai jenis gula yang telah di uju coba, dengan perkecualian untuk glukosa. Madu tidak membanjiri aliran darah dalam kadar darah gula berlebihan. Respon terhadap gula ini mungkin karena kombinasi 2 jenis gula yang lebih mudah, yaitu levulosa dan dextrose, sementara levulose menjadi sesuatu yang lebih lambat diserap dan lebih lambat memasuki peredaran darah.
           
            Madu memiliki keunggulan dari gula-gula bentuk lain yang mengandung dextrose tinggi, karena madu tidak menyebabkan kadar gula darah naik ketingkat yang lebih tinggi, tetapi sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Dengan kemudahan dan kemampuan penyerapannya, mengandung selera enak dan mudah dicerna, madu tampaknya merupakan sebuah bentuk karbohidrat yang memiliki kegunaan yang lebih luas dalam makanan bayi.
(Disarikan dari Honey as Carbohydrat Infant Feeding, oleh F.W.Schultz dan E.M.Knott, Jornal of Paediatrics 13:465-473)
           
            Karena penemuan ini Dr. Schultz dan Dr. Knott mulai menyelidiki kemungkinan penggunaan madu sebagai zat pemanis dalam makanan bayi. Penjelasan awal laporan mereka dalam penyelidikannya patut pula kiranya dikemukakan walaupun madu telah dikenal sebagai bentuk makan dari dulu dan memiliki nilai sejarahnya, kegunaannya bagi manusia nampaknya mulai sirna seiring dengan kemajuan jaman.

            Fakta bahwa madu adalah sebuah produk yang tinggal pakai tanpa pengobatan artificial dan bahwa madu terdiri dari jenis gula yang amat mudah diterima tubuh, maka adalah mengherankan kalau kegunaan madu ini bukannya meluas tetapi malah menyempit terutama dalam makan bayi dan anak-anak.
Dalam mengemukakan banyak keunggulan madu dalam makanan bayi 1 atau 2 sendok . the bisa dicampur dengan 8 ons campuran makan. Jika sang bayi muntah tingkatkan jumlah madu ½ the madu lagi sedang juka pencernaan terganggu kurangi ½ the. Bayi yang diberi madu jarang mengalami colic (kekejangan), cepatnya penyerapan madu mencegah fermentasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar